42. (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?[1552]
[1552]. Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S 79:42,43,44) turun ketika Rasulullah saw. ditanya tentang permulaan qiamat. Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa hanya Allah yang mengetahui waktunya. (Diriwayatkan oleh al-Hakim dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Aisyah.) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum musyrikin Makkah bertanya dengan sinis kepada Rasulullah saw.: "kapan terjadinya qiamat?" Allah menurunkan ayat ini (S.79:42-46) yang menegaskan bahwa hanya Allah yang Maha Mengetahui akan waktunya. (Diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim dari Juwaibir dari ad-Dlahhak yang bersumber dari Ibnu Abbas.) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah saw. sering menyebut-nyebut qiamat. Maka turunlah ayat ini (S.79:43,44) sebagai perintah untuk menyerahkan persoalannya kpqada Allah saw. (Diriwayatkan oleh at-Thabarani dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Thariq bin Syihab. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari 'Urwah.)
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari[1553].
[1553]. Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia adalah sebentar saja.