2. Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,
3. (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu[951], padahal kamu menyaksikannya?"
[951]. Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah ayat-ayat Al Quran.
4. Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
5. Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Quran itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu di-utus."
6. Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka; maka apakah mereka akan beriman[952]?
[952]. Maksudnya: umat-umat yang dahulu telah meminta kepada rasul-rasulnya mukjizat dan Tuhan telah mendatangkan mukjizat itu, tetapi mereka juga tidak beriman, lalu Tuhan menghancurkan mereka. Orang musyrikin itupun kalau diberi mukjizat yang mereka minta itu, mereka juga tidak akan beriman, karena mereka lebih keras kepala lagi dari umat-umat yang dahulu itu.
7. Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
9. Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.
10. Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?
PENUTUP
Surat Al Anbiyaa' menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah Allah bahwa para nabi atau rasul yang diutus-Nya adalah dari jenis manusia yang diberikan kepada mereka kitab dan mukjizat. Dasar agama (aqidah) yang dibawa oleh para nabi itu adalah sama, hanya berbeda dalam syariat (hukum furu'), karena ini disesuaikan dengan perkembangan masa dan keadaan.
HUBUNGAN SURAT AL ANBIYAA' DENGAN SURAT AL HAJJ
1. Pada akhir surat Al Anbiyaa' dikemukakan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat, sedang pada bahagian permulaan surat Al Hajj mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit dengan dalil akal.
2. Surat Al Anbiyaa' mengutarakan bahwa Allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang kekal hidupnya; semuanya akan merasai mati. Kemudian mereka dibangkitkan di hari kiamat untuk dihisab perbuatan-perbuatan yang teIah mereka lakukan di dunia. Pada surat Al Hajj diterangkan bahwa manusia dapat menjadikan dalil keadaan pertumbuhan yang terdapat di alam semesta, dari ada kepada tidak ada dan sebaliknya, sebagai bukti bahwa janji Allah tentang hari berbangkit pasti akan menjadi kenyataan.
3. Surat Al Anbiyaa' menerangkan kisah nabi-nabi dan dalil-dalil yang dihadapkan kepada kaumnya tentang kebenaran agama yang dibawanya, sedang surat Al Hajj menuntut agar manusia memperhatikan aneka ragam ciptaan Allah dan pengaturannya, untuk memperkuat kepercayaan kepada kebenaran agama Allah.
Surat Al Hajj mengingatkan manusia kepada adanya hari berbangkit dengan mengemukakan bukti-bukti tentang kejadian dan proses perkembangan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu sudah sewajarnya manusia bersyukur dan menyembah Allah Tuhan semesta alam. Juga mengemukakan tentang disyariatkannya haji, mengenai waktu-waktu yang boleh melakukan peperangan dan yang tidak boleh melakukannya berhubungan adanya bulan-bulan suci yang ditentukan Allah.
HUBUNGAN SURAT AL HAJJ DENGAN SURAT AL MU'MINUUN
1. Surat Al Hajj menyuruh orang-orang mukmin mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, mengerjakan aneka rupa kebaikan agar mendapat keberuntungan, sedang permulaan surat Al Mu'minuun menegaskan bahwa orang-orang mukmin bila mereka betul-betul mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya seperti zina, pasti mendapat keberuntungan.
2. Sama-sama mengemukakan tentang penciptaan manusia, perkembangan kejadian dan kehidupan, dan menjadikan hal yang demikian sebagai bukti adanya hari berbangkit.
3. Sama-sama menyinggung umat-umat yang dahulu yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi mereka, untuk menjadi i'tibar bagi orang-orang yang datang di belakang mereka.
4. Sama-sama mengemukakan bukti-bukti adanya Allah dan keesaan- Nya.