loading...

Surat Al Lail

Malam - 21 Ayat

اللیْل


Iklan


Pembukaan

Surat ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al A'laa. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya:

Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.



Basmallah

بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ

  Ayat 1

وَالَّيۡلِ اِذَا يَغۡشٰىۙ‏
١

USAHA MANUSIA ADALAH BERMACAM-MACAM, YANG TERPENTING IALAH MENCARI KEREDHAAN ALLAH

1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),Asbabun nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya.
Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi saw. dan beliau berjanji akan menyelesaikannya. Kemudian Rasulullah saw. bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda: "Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga." Pemilik pohon kurma itu berkata: "Hanya sekian tawaran tuan?" Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya." Pemilik pohon kurma itu pergi. Pembicaraan dengan Nabi saw. itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?" Rasulullah menjawab: "Ya." Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu. Pemilik pohon kurma itu berkata: "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad saw. menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu." Maka berkata orang dermawan itu: "Apakah kau mau menjualnya." Ia menjawab: "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memnuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup." Dermawan itu berkata lagi: "Berapa yang engkau inginkan?" Ia berkata: "Aku inginkan empat puluh pohon kurma." Ia pun terdiam kemudian berkata lagi: "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya." Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.
Dermawan itu pun menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan." Maka berangkatlah Rasulullah saw. kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda: "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu." Maka turunlah ayat ini (S.92:1-akhir surat) yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

  Ayat 2

وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ‏
٢
2. dan siang apabila terang benderang,

  Ayat 3

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالۡاُنۡثٰٓىۙ‏
٣
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,

  Ayat 4

اِنَّ سَعۡيَكُمۡ لَشَتّٰىؕ‏
٤
4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

  Ayat 5

فَاَمَّا مَنۡ اَعۡطٰى وَاتَّقٰىۙ‏
٥
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,Asbabun nuzul
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) berkata kepda Abu Bakar: "Aku melihat engkau memerdekakan hamba-hamba yang lemah. Sekiranya engkau memerdekakan hamba-hamba yang kuat, pasti mereka akan membelamu dan mempertahankanmu, hai anakku." Abu Bakar menjawab: "Wahai Bapakku, aku mengharap apa yang ada di sisi Allah." Maka turunlah ayat-ayat yang berkenaan dengan Abu Bakar ini (S.92:5-21)
(Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Amir bin Abdllah bin Zubair yang bersumber dari bapaknya bernama Zubair.)

  Ayat 6

وَصَدَّقَ بِالۡحُسۡنٰىۙ‏
٦
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),

  Ayat 7

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡيُسۡرٰىؕ‏
٧
7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

  Ayat 8

وَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنٰىۙ‏
٨
8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580],
[1580]. Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

  Ayat 9

وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنٰىۙ‏
٩
9. serta mendustakan pahala terbaik,

  Ayat 10

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡعُسۡرٰىؕ‏
١٠
10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

  Ayat 11

وَمَا يُغۡنِىۡ عَنۡهُ مَالُهٗۤ اِذَا تَرَدّٰىؕ‏
١١
11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.

  Ayat 12

اِنَّ عَلَيۡنَا لَـلۡهُدٰىۖ‏
١٢
12. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk,

  Ayat 13

وَاِنَّ لَـنَا لَـلۡاٰخِرَةَ وَالۡاُوۡلٰى‏
١٣
13. dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.

  Ayat 14

فَاَنۡذَرۡتُكُمۡ نَارًا تَلَظّٰى‌ۚ‏
١٤
14. Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.

  Ayat 15

لَا يَصۡلٰٮهَاۤ اِلَّا الۡاَشۡقَىۙ‏
١٥
15. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,

  Ayat 16

الَّذِىۡ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىؕ‏
١٦
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

  Ayat 17

وَسَيُجَنَّبُهَا الۡاَتۡقَىۙ‏
١٧
17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,Asbabun nuzul
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Abu Bakar telah memerdekakan tujuh orang hamba yang disiksa oleh pemiliknya karena hamba-hamba itu beriman kepada Allah. Ayat ini (S.92:17-21) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dermawan menafkahkan hartanya di jalan Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah.)

  Ayat 18

الَّذِىۡ يُؤۡتِىۡ مَالَهٗ يَتَزَكّٰى‌ۚ‏
١٨
18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,

  Ayat 19

وَمَا لِاَحَدٍ عِنۡدَهٗ مِنۡ نِّعۡمَةٍ تُجۡزٰٓىۙ‏
١٩
19. padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,Asbabun nuzul
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S.92:19-21) turun berkenaan dengan kedermawanan Abu bakar.
(Diriwayatkan oleh al-Bazzar yang bersumber dari Ibnuz-Zubair.)

  Ayat 20

اِلَّا ابۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ الۡاَعۡلٰى‌ۚ‏
٢٠
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.

  Ayat 21

وَلَسَوۡفَ يَرۡضٰى‏
٢١
21. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

Penutupan

Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak.

HUBUNGAN SURAT AL LAIL DENGAN SURAT ADH DHUHAA

Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan prbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia.

Aplikasi Android

Iklan